Rabu, 04 November 2009

Cahaya Malam yang tiada pernah redup

Wajar jika aku menginginkan seperti teman-temanku yang lain tidak perlu bersusah payah untuk mengidupi diriku sendiri di masa kuliah dengan bekerja. Biaya kuliah dan hidup harus kutanggung sendiri. Tak seperti teman-teman lainnya yang setiap bulan dikirimi uang oleh orang tuanya dan mereka tinggal punya beban belajar saja. Bahakan kadang aku tidak punya waktu untuk sekedar mengistirahatkan diri dan menikmati waktu luang dengan bermain.

Orang tuaku memang memberi ilihan yang sulit bagiku. Mereka jarang memberiku uang bulanan namun bukan berarti mereka tidak sayang padaku, justru dengan itu mereka memberikan kasih saying yang lebih dengan mengajariku tentang kehidupan ini. Tidak hanya belajar di bangku kuliah saja bahkan mereka membukakaknku tentang kenyataan dalam hidup yang harus dijalani.

Terkadang semua bergiliran, Pahit dan manis dating silih berganti dan itulah warna yang ada tinggal sebuah sentuhan lembut yang mestinya kita berikan dan kitalah yang akan menjalaninya. Bisa jadi kepahitan dirasakan sebuah hal yang memiliki arti perjuangan tersendiri. Sebaliknya kadang kemanisan sebagai penghibur bagi jiwa-jiwa yang merindukan ketenangan.

Karena keyakinan aku tak akan pernah berhenti untuk berjuang dan memperjuangkan apa yang menjadi cita-citaku yang menjadi mimpi-mimpiku. Aku tak tahu apa yang difikirkan orang yang telah tercukupi kebutuhannya sehingga mereka hanya dibebankan untuk belajar saja. Harusnya mereka lebih hebat dari pada akau, dan lebih mampu menggunakan waktu luang mereka untuk sebuah hal yang meningkatkan kualitas dirinya.

(Inspirasi seorang teman)

MQI, 4 November 2009

Tidak ada komentar: