Senin, 23 November 2009

Jika konflik internal melanda

Dakwah memberikan sebuah cerita yang sangat luar biasa bagi kehidupan kita. Rangkaian cerita itu kita susun bukan hanya dengan air mata kebahagiaan, lebih dari itu semua kita menyusunnya dengan peluh keringat, air mata kesedihan dan luapan fikiran yang luar biasa. Dan tidak terhenti sebatas itu saja. Bagi mereka yang menjalankan maka akan merasakan sendiri dinamika yang ada yang mungkin tidak bisa terwakilkan dengan rangkaian kata.
Jama’ah dakwah bukanlah kumpulan para malaikat yang suci dari noda dan dosa. Disana adalah kupulan dari manusia yang memiliki sifat-sifat manusiawi yang akan tetap melekat sampai kapanpun dan dimanpun. Sesempurna apa seseorang pastilah ada kekurangan yang ada. Taruhlah ketika kita sudah memutuskan untuk bergabung bersama Lembaga Dakwah Kampus (LDK) pastinya kita akan berinteraksi dengan orang-orang yang ada didalamnya. Berbagai latar belakang, sifat, karakter yang berbeda. Yang kesemuanya itu diharapkan adanya saling melengkapi diantara mereka sehingga terbentuklah barisan yang kokoh dan tersusun rapi.
Jika terjadi konflik internal didalamnya maka hal apa yang perlu kita lakukan. Pertanyaan yang perlu dicari jawabannya. Konflik akan senantiasa muncul ketika kita berinterakasi dengan orang lain. Disana dituntut agar bisa saling memahami dan saling mengerti. Berbeda ketika kita berinteraksi dengan orang Jawa dan orang Sumatra maupun dengan latar belakang berbeda. Kita tidak bisa hanya menuntut agar orang lain memahami kita tetapi kitalah yang harus berusaha memahami orang lain. Yang menyatukan kita bukan hanya kesamaan fikroh, kesamaan tujuan kesamaan cita-cita tapi lebih dari itu yang menyatukan kita adalah ikatan Ukhuwah. Ukhuwahlah yang menjadi hal terpenting untuk membangun Dakwah kita. Tanpanya kita bagaikan buih di lautan. Walaupun banyak tapi jika tidak terpadu dalam ikatan ukhuwah maka bukan tidak mungkin hanya akan membuat bangunan yang rapuh. Kita sering mendengar indahnya lantunan, maupun materi tentang Ukhuwah, bahwa sering kita sampaikan dalam forum-forum umum ataupun khusus. Namun perlu kita renungkan kembali apakah kita sudah menjalankan maupun mengaplikasikannya di lapangan.
Pastinya kita pernah punya masalah dengan orang lain dalam aktivitas dakwah kita. Namun hal terpenting yang mesti kita lakukan adalah jangan sampai membuat lemah barisan ini. Dari Anas ra, ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: ”Janganlah kalian saling memutuskan tali persaudaraan, janganlah saling belakang membelakangi, janganlah saling benci-membenci dan janganlah saling hasud menghasud. Jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara. Dan tidaklah dihalalkan bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari.”(HR. Bukhari dan Muslim). Kita berada dalam barisan dakwah bukan karena seseorang, ataupun motivasi yang lain, kita berada dalam barisan ini karena Allah saja. Dan hanya Allah yang mampu membalas amal perbuatan kita.

Tidak ada komentar: